IRONIS, sungguh, bahwa hal itu terjadi pada hari yang begitu cerah.
Hari ccrah pertama dalam, berapa lama-enam minggu berturut-turut yang selalu diliputi awan mendung, scsckali diselingi salju ringan atau hujan? Bahkan Phillip, yang sejak dulu menganggap diri kcbal terhadap cuaca ekstrcm, sempat merasakan semangatnya menurun, namun kini senyumnya melebar. Ia keluar rumah-ia lmru: melakukannya. Tak scorang pun bisa bertahan di dalam rumah saat matahari bersinar begitu cemerlang.
Terutama bila itu tcrjadi pada tengah musim dingin yang begitu muram.
Bahkan sekarang, lebih dari satu bulan sejak peristiwa itu, Phillip tidak pcrcaya matahari begitu tega menggodanya.
Dan bagaimana bisa aku begitu buta hingga tidak mcnduganya? pikir Phillip. Padahal aku sudah hidup bersama Marina sejak hari pertama pernikahan mereka.
Delapan tahun yang panjang untuk mengenal wanita itu. Seharusnya ia bisa menduganya. Dan sejujurnya...
Well, sejujurnya, ia :udah menduga. Ia hanya tidak ingin mengakui hal itu. Mungkin ia hanya mencoba menipu diri, bahkan mungkin mclindungi diri. Bersembunyi dari hal yang jelas, berharap jika ia tidak memikirkannya, itu takkan tcrjadi.
Namun ternyata itu terjadi. Pada hari yang ccrah, pula. Tuhan jelas punya selera humor yang aneh.
Ia mcnunduk memandangi gelas wiskinya, yang, tanpa bisa dijelaskan, sudah kosong. Ia pasti sudah mcminum barang celaka itu, tapi anehnya tidak ingat sama