Jihan mcnatap bayang dirinya yang tampak bcgitu scmpuma memantul di ccrmin. la tcrlihat bcgitu anggun dcngan balulan gaun putih lanpa lengan. Rambutnya lenata mpi betsama sentuhan pita berbentuk bunga dari logam silver yang berkilauan karena hampir seluruh permukaannya tenutup pcnnala. Wajahnya dipoles make-up natural olch scorang pcrias temama. Tapi sayang ia tidak bisa memuja kesempumaan itu. Sesckali ia malah lcrlihat mcngcjek bayangannya scndiri.
“Pcngantin wanita sudah ditunggu," ujar sescorang dari balik pinlu.
“Kau dengar? Sebcntar lagi dirimu akan dinobatkan menjadi Nyonya Gzinhgtugclay)xagg\diimpi-impikan oleh banyak wanita diluar sana. Sekarang lcmui lelakimu. Jangan lupa jaga manner," pesan sang make-up artist.
Jihan tersenyum, mengangguk. Lalu dua orang asisten Wedding Organizer mcngangkat bagian bclakang gaun yang lumayan bcrat jika dibiarkan tcrscrct menuruni 26 anak tangga yang tersusun spiral penghubung Iantai 1 dan lantai 2 mansion ini. Setelah berhasil melewati anak-anak tangga itu. Jihan dibiarkan bctjalan scndiri dialas red carpet yang terbcnlang sepanjang jalan menuju altar. Ratusan pasang mata tenuju padanya. Beberapa diantaranya juga sibuk berbisik satu sama lain, entah apa yang mereka bahas.
Dari kcjauhan Dirga tampak mengulurkan tangannya. Langkah kaki Jihan kian mclcbar sepcrti tidak sabar ingin segcra dekat dengan Dirga yang bcgitu gagah mcngenakan pakaian serba putih. Dirga mcraih tangan Jihan untuk mcmbawanya naik ke altar yang dihuat scdikit mcmanggung. Sckctika suara tcpuk tangan mcmcnuhi ballroom tcmpat dilangsungkannya pcmikahan.