menghirup dan menghembuskan asapnya ke udara. Gevan menyandarkan kepalanya dan sejenak melupakan nyanyiannya karena fokus mengikuti kegiatan pindahan tetangga barunya dari jauh tanpa niatan untuk turun dan membantu seperti yang dilakukan kakak ipamya di bawah sana.
Bukan gadisnya yang datang tapi gadis lain yang bahkan dari siluetnya saja tidak dia kenali.
Gevan memang melihamya tadi.
Perumahan mereka memiliki tipe rumah dengan model yang hampir serupa. Rumah minimalis tiga kamar tidur. Kamar Gevan di lantai dua, lelaki bujang yang hobinya melamun manjah setiap malam di balkon kamarnya memang meniadi pemandangan yang tidak asmg tapi masih membuat mata merah.
Bukan karena ikut merasakan kesedihan akibat kisah cinta monyet lelaki itu tapi lebih karena ketakutan. Laki-laki itu suka sekali bernyanyi nyanyi nggak jelas padahal image nya di kampus berbanding terbalik dengan kelakuan abstraknya di rumah. Topeng?!
Tentu saja tidak. Semua itu harus dia lakukan untuk menghalau burung-burung merak yang hobinya geal-geol manjah mencari perhatiannya. Gevan sangat tidak suka semua itu.
Gevan hanya melihat siluet gadis itu dari kamamya di lantai dua yang langsung berhadapan dengan kamar Gevan di sebrangnya. Di masa lalu, keuntungan kecil ini memudahkan dua anak manusia saling bertukar pesan. Bukan dengan telepati karena mereka hanya manusia biasa tapi pesan yang langsung diteriakkan satu sama lain yang kadang bisa sangat berisik Apalagi kalau mereka sudah berkelahi.
Download Ebook Novel Gratis
Download Ebook Gratis
Download Novel Gratis
Download Ebook Pdf Novel Gratis
Download Novel Terbaru
Download Novel 2020
Download Nobel 2021
Download Novel Terbaru 2020
Download Novel Gratis 2020
Download Novel Pdf Gratis Terbaru 2021