Friday, September 4, 2020
wajah anak keduanya itu lekat-lekat. Tak lupa, ia
sematkan tatapan terluka penuh kecewa terhadap
sang putra. "Bahkan setelah kamu nekat pulang ke
sini dengan membolos kuliah pun, nggak ada
permintaan maaf buat Mama, Wir?" nada suara
Reni penuh kepedihan, bukan semata-mata karena
apa yang dirasakan oleh sang anak. Reni hanya tak
terima saja, anaknya yang ia kuliahkan jauh-jauh
dari rumah, lebih memilih mampir ke sana dari
pada langsung pulang menemuinya. "Dan kamu
pikir Mama menyembunyikan Miya? Hah!
Kelewatan kamu!" tudreogalkan anaknya.
merasa tersinggung.
Lalu berbalik untuk
Wira bangkit, ia menggunakan kedua lututnya
untuk berjalan menuju sang bunda yang duduk di
ruang tengah. Begitu sudah sampai di depan
ibunya, tangan Wira terulur menyentuh. "Maafin
Wira, Ma," tuturnya tulus. "Wira cuma pengin
ketemu Miya. Tapi begitu Wira sampai di sana,
nggak ada siapa pun di rumahnya. Rumah itu
kosong, Ma," getar suara Wira pekat terasa. "Wira
mau ketemu mereka."
Membuang muka, Reni bertukar pandang
dengan suaminya yang sedang memeluk anak