kita. Aku sudah rindu rumahku dan juga ibuku."
"Baiklah. Ayo..."
Pria bernama Nakula atau biasa dipanggil Kapten Nala
oleh awak pesawatnya itu menggelengkan kepala dan
tersenyum tipis mendengarkan pembicaraan para pramugari
yang terbang bersamanya hari ini. la terus berjalan menjauhi
para pramugari itu tanpa ingin berkomentar apapun terkait
percakapan mereka.
"Kamu tidak dengar apa yang dibicarakan para pramugari
itu?"
Nala menoleh mendengar pertanyaan itu.
"Aku
mendengarnya dengan sangat jelas. Telingaku belum tuli jika
untuk sekedar mendengarkan ucapan mereka yang sama
sekali tidak berguna."
"Ck. Nala. Nala. Kamu bilang tidak berguna? Hei, Mereka
itu tertarik padamu. Apa kamu tidak tertarik sama sekali pada
salah satu dari mereka?"
"Tidak!" ucap Nala dengan tegas.
"Baiklah. Aku paham, kamu sudah memiliki Nesya dan
tidak akan tertarik lagi dengan wanita manapun selain Nesya."
"Pria pintar. Akhirnya kamu paham juga." Ucap Nakula
sambil memberikan senyum terbaiknya.
Keduanya
meneruskan
langkah
mereka.
Nakula
mengeluarkan ponselnya. la mengotak-atik ponselnya dan
kemudian menghubungi seseorang.
"Hallo bunda," sapa Nala begitu panggilannya ter-
sambung.
"lya bunda Nala sudah sampai."
Nala memberitahu bundanya, hal yang selalu ia lakukan
sejak ia menjadi seorang pilot.
"lya Nala langsung pulang." Nala menarik napas panjang
mendengar suara bundanya.
"Nggak bunda, haril ini Nala pulang ke rumah bunda dan
ayah. Nala udah kangen sama ayah dan bunda."
Nala memasukkan tangannya ke kantong celana
dinasnya. "Tapi sebelumnya Nala akan pulang ke apartemen
dulu untuk mengambil beberapa pakaian."
Nakula mengedarkan pandangannya ke seluruh area
bandara sambil mendengarkan suara merdu bundanya.
"Baik bunda. Dah bunda," ucap Nakula dan langsung
mematikan ponselnya.
"Kamu pulang ke rumah orang tua mu?"
"Yah, memangnya kemana lagi aku harus pulang?"
"Aku pikir kamu
akan pulang ke apartemen lalu
menjemput Nesya, membawanya ke sana dan menghabiskan
malam panjang dengannya di sana."
"Hei! Singkirkan pikiran kotormu itu Fan. Aku dan Nesya
memang sudah lama menjalin hubungan tapi bukan berarti
"Baiklah. Ayo..."
Pria bernama Nakula atau biasa dipanggil Kapten Nala
oleh awak pesawatnya itu menggelengkan kepala dan
tersenyum tipis mendengarkan pembicaraan para pramugari
yang terbang bersamanya hari ini. la terus berjalan menjauhi
para pramugari itu tanpa ingin berkomentar apapun terkait
percakapan mereka.
"Kamu tidak dengar apa yang dibicarakan para pramugari
itu?"
Nala menoleh mendengar pertanyaan itu.
"Aku
mendengarnya dengan sangat jelas. Telingaku belum tuli jika
untuk sekedar mendengarkan ucapan mereka yang sama
sekali tidak berguna."
"Ck. Nala. Nala. Kamu bilang tidak berguna? Hei, Mereka
itu tertarik padamu. Apa kamu tidak tertarik sama sekali pada
salah satu dari mereka?"
"Tidak!" ucap Nala dengan tegas.
"Baiklah. Aku paham, kamu sudah memiliki Nesya dan
tidak akan tertarik lagi dengan wanita manapun selain Nesya."
"Pria pintar. Akhirnya kamu paham juga." Ucap Nakula
sambil memberikan senyum terbaiknya.
Keduanya
meneruskan
langkah
mereka.
Nakula
mengeluarkan ponselnya. la mengotak-atik ponselnya dan
kemudian menghubungi seseorang.
"Hallo bunda," sapa Nala begitu panggilannya ter-
sambung.
"lya bunda Nala sudah sampai."
Nala memberitahu bundanya, hal yang selalu ia lakukan
sejak ia menjadi seorang pilot.
"lya Nala langsung pulang." Nala menarik napas panjang
mendengar suara bundanya.
"Nggak bunda, haril ini Nala pulang ke rumah bunda dan
ayah. Nala udah kangen sama ayah dan bunda."
Nala memasukkan tangannya ke kantong celana
dinasnya. "Tapi sebelumnya Nala akan pulang ke apartemen
dulu untuk mengambil beberapa pakaian."
Nakula mengedarkan pandangannya ke seluruh area
bandara sambil mendengarkan suara merdu bundanya.
"Baik bunda. Dah bunda," ucap Nakula dan langsung
mematikan ponselnya.
"Kamu pulang ke rumah orang tua mu?"
"Yah, memangnya kemana lagi aku harus pulang?"
"Aku pikir kamu
akan pulang ke apartemen lalu
menjemput Nesya, membawanya ke sana dan menghabiskan
malam panjang dengannya di sana."
"Hei! Singkirkan pikiran kotormu itu Fan. Aku dan Nesya
memang sudah lama menjalin hubungan tapi bukan berarti