“Pagi, Sayang,” sapa laki-laki tadi tanpa melepas pelukannya, mata tajamnya meneduh ketika melihat wanita yang saat ini dalam rengkuhannya. “Kau sudah mengulang tiga
kali sapaanmu, Damian.”
Damian N. Charlones nama laki-laki bermata tajam itu yang kini tengah menatap lembut wanita di depannya. Isabella Arnetta, tersipu malu melihat tingkah laki-lakinya yang selalu membuatnya tersenyum bahagia. Mereka masih menikmati
tatapan penuh cinta yang membuat siapapun iri jika melihatnya.
“Damian, hentikan tingkah bodohmu itu. Kita bukan lagi remaja yang baru merasakan jatuh cinta,” kata Isabell yang
mengalihkan tatapannya.
“Biarkan saja. Aku seperti ini hanya untuk istriku.” lagi-lagi kata-kata yang keluar di bibir seksi Damian membuat
Isabell tersipu malu.
“Terserah kau sajalah, Damian.”
Damian dan Isabell Ametta mereka adalah sepasang suami istri. Setelah menjalin hubungan selama 7 tahun akhimya mereka memutuskan untuk memiliki status hubungan yang sah
di mata hukum dan agama. Saat ini 3 tahun berlalu dengan
cepat. Damian dan Suhee sangat menikmati kehidupan pemikahan mereka. Tak jarang mereka berdebat kecil namun itu semua bisa dialasi dengan cepal. Damian dan Isabell merajut cinta selama 10 tahun. Membuat mereka sudah hafal dengan
sifat baik, buruk masing-masing.
Dulu ketika pertama kali Isabell bertemu dengan Damian ia sudah merasakan getaran di tubuhnya. Damian yang datang menolongnya dan itu membuat sepercik rasa mulai
tumbuh di hati Isabell.
Sesosok gadis terlihat menangis di bawah guyuran air hujan yang menerpa tubuh kurusnya. Tangan yang memeluk tubuhnya erat, isakan kecil terdengar pedih tidak ada satu orangpun yang menghampirinya. Semua orang sibuk dengan urusan masing-masing sehingga hanya memandang sesaat pada sosok gadis rapuh yang menangis di tangah guyuran
hujan.
Dan gadis ini pun tidak peduli karena, saat im' hatinya sedang rapuh. Baginya mereka hanyalah sekumpulan orangorang yang hanya mengurusi hidupnya sendiri tanpa ada niat untuk melihat di sekitar mereka jika ada orang yang benar
benar terpuruk.