Hangat.
Apa yang kurasakan pertama kalinya di pagi hari adalah betapa hangatnya bantalku.
Kubuka mata beratku perlahan dan segera kuarahkan pada bantal, hanya kutemukan...
Pria tertampan yang pernah kutemui dalam hidupku, tidur dengan pulasnya di bawahku. Dia tidak berbusana dan tangannya dilingkarkan pada punggung kecilku. Aku ingat kita melakukannya lagi semalam. Meskipun aku sedang hamil, itu tidak menghentikannya untuk memilikiku. Bahkan bayi kecil tidak dapat menahan ayahnya.
Saat kutatap wajah tidurnya, aku hanya dapat tersenyum. Dia selalu membuatku berpikir akan bagaimana pria tertampan dan terkaya di kota ini hanya menginginkanku sebagai kekasihnya. Aku memang beruntung memilikinya. Aku dapat memanjakannya setiap kali aku menginginkannya. Memberikannya kesempatan yang tidak pernah ia miliki saat ia masih muda.
“Kenapa kau menatapku, Angel?” Mendadak dia mengeluarkan suara. Perlahan membuka mata
biru indahnya sambil tersenyum hangat padaku. Aku pun tersenyum.
“Tidak boleh?"
“Tentu saja boleh.” Kami saling tersenyum lalu dia menarikku dan mengecupku. “Pagi, Angel."
“Pagi.” James mengarahkan matanya pada bagian bawah tubuhku dan perlahan meletakkanku di kasur.
Dia mengecup perutku. “Dan selamat pagi padamu juga," katanya pada bayinya.
Aku selalu menyukai momen dimana James selalu menyapa bayinya. Dia selalu melakukannya setiap pagi. Terkadang dia akan menungguku sampai aku terbangun hanya untuk mengucapkan selamat pagi pada putra atau putrinya yang berada di dalam diriku.
“Ayo, kita harus bangun sekarang. Kita ada janji dengan Dokter, bukan?” James mengingatkan. Kuanggukkan kepalaku sampai dia memberikan kecupan cepat lalu dia turun dari kasur. Dia mengenakkan celana panjangnya kembali lalu menuju kamar mandi.
***
Kami pergi ke Dokter sesudah kami mandi. James selalu menemaniku untuk check-up dengan Dokter. Dia mengatakan bahwa dia ingin melihat