"Udah hampir sampai rumah, Ma," tekan Rayhan setelah sang ibu di ujung sana menjawab salamnya.
"jangan bohong, Ray," tegur lessica-ibunda Rayhan-di ujung telepon. "Sekarang, kamu ke rumah Bu Sumi. Bayan'n catering, satu juta delapan ratus ribu. Bu Sumi minta kontan karena uangnya mau dipakai. "
"Udah mau sampai, Mama. ltu di depan rumah kita, tuh. Mama berdiri di depan, deh. Ada mobil Ray," dusta si Bungsu yang enggan jika disuruh-suruh.
"Ray, dimintain tolong susah amat, sih?! Mama Iagi di rumah Abang, nggak bisa ke sana karenajagain lbra. Udah, deh. Mama udah transfer kamu, tinggal setorin aja. Ngebantah terus," omel wanita yang sangat Rayhan cintai, tetapi ia hindari untuk titahnya.
"lya iya," jawab Rayhan tak rela.
Setelah menjawab salam sang ibu dan memutuskan sambungan telepon, Rayhan menggeram kesal. Dia memang belum sampai di komplek rumahnya, tetapi jelas dia tak ingin pergi ke rumah Bu Sumi-pemilik catering langganan ibunya-karena harus memutar arah.
Hampir setengah jam kemudian, Rayhan sampai di rumah sederhana, tetapi cukup luas. Di depan rumah itu ada motor Tossa yang biasa digunakan untuk mengantar makanan. Rayhan segera turun dari mobil mewahnya dan menuju rumah pemilik catering.
Pria itu berdiri di teras, menghadap ke arah dalam rumah karena pintu terbuka lebar. Dia melihat siluet seorang wanita yang sepertinya sedang membersihkan Iantai. Wajah wanita itu tak kelihatan, tetapi tubuhnya cukup membuat Rayhan lupa ingatan.
Rambut yang dicepol asal membuat beberapa helainya terurai dan memberi kesan berantakan. Dia hanya memakai celana pendek separuh paha dan kaus tanpa lengan. Rayhan sesekali melihat kulitnya yang berkilau karena bulir keringat. Dia bergerak sibuk mengepel lantai, tetapi gerakan membungkuk yang beberapa kali dilakukannya membuat Rayhan seakan digoda dengan pantatnya yang menonjol sempurna. Pria itu mulai membayangkan bagaimana jika wanita itu berkeringat di tempat lain.
Pemandangan itu mendadak ditutup oleh tubuh wanita lain yang Rayhan kenali sebagai anak pemilik rumah. "Mas Rayhan," sapanya dengan senyuman lebar.
Sedangkan wanita muda yang tadi dipandangi Rayhan menoleh, tetapi segera menyembunyikan tubuhnya di balik tembok sehingga Rayhan hanya melihat wajahnya sepersekian detik.
"0y, Nad," balas Rayhan sedikit tergagap. Dia segera mengenyahkan fantasi yang datang tak permisi.
"Pacar cantiknya mana?" goda Nada-anak pemilik rumah.
MOHON BANTUANNYA UNTUK SUBSCRIBE CHANNE KAMI