-->

Apotek Hidup | Alvokad Bukan Hanya untuk Jus dan Salad

Kerapkali tanaman berkhasiat obat semula hanya dikenal untuk tujuan lain. Avokad Persea americana, misalnya. Pedagang jus buah di pinggir jalan, koki restoran, penggemar buah, dan salad pasti mengatakan pohon avokad yang bermanfaat ya buahnya. Seperti buah lain, avokad bagus untuk kesehatan. la kaya vitamin A. vitami C, B kompleks, vitamin E, dan vitamin D juga terkandung di daging buahnya. Lemak nabatinya memang banyak, tetapi kadar asam lemak jenuhnya sangat rendah.


Di Kebun Percobaan Tlekung, Malang, aneka ragam avokad ditanam: avokad merah panjang, merah bundar, dickson, butler, winslowson, benik, puebla, fuerte, collinson, waldin, ganter, mexcola, duke, ryan, leucadia, queen, dan edrano. Yang diunggulkan secara nasional ialah avokad ijo panjang, avokad ijo bundar, mega gagau, dan mega murapi. Di pasar swalayan kelas atas, jenisnya bertambah dengan kehadiran oro negro. Oro negro kosa kata Spanyol yang berarti hitam emas. Itu cocok dengan sosoknya yang berkulit hitam legam dengan daging buah kuning bak mentega. Mike Hunt menemukannya pada 1989 di Redland, Brisbane, Australia. Negara Kanguru itu memang salah satu produsen avokad dunia, mencoba mengalahkan peringkat pertamanya yakni California.


Yang kini sedang tren di Indonesia ialah avokad miki. Avokad yang diliput oleh Trubus dari pemilik pohonnya di Depok itu istimewa sekali: berbuah sepanjang tahun dan tidak berulat. Buahnya terlalu keras bagi gigi ulat. Daging buah tebal dan kuning bak mentega. Daunnya juga tidak bisa dimakan oleh ulat kipat Cricula trisfenestrata, Genjah, berbuah pada umur 2-3 tahun.

Sebagai tanaman obat? Langka sekali yang mengetahuinya. Para peneliti kita pernah mengobservasi pemanfaatan tanaman obat di daerah Gunung Halimun (Jawa Barat), Pulau Singke (Riau), Tapos (Bogor), Pulau Seram (Maluku), Taman Nasional Gunung Rinjani (Nusa Tenggara Barat), Mentawai (Sumatera Barat), dan Cagar Alam Watu Aja (Nusa Tenggara Timur). Tidak ada satu pun masyarakat di daerah itu yang memakai buah atau daun avokad sebagai obat tradisional. Periset di Department of Research, Jawaharlal Nehru Cancer Hospital and Research Centre, Idgah Hills, Bhopal, India, membuktikan bahwa buah avokad berpotensi menghambat pertumbuhan sel kanker dengan pola apoptosis, yakni mendorong agar sel kanker bunuh diri. Periset di Shizuoka University meneliti 22 jenis buah untuk mengatasi kerusakan hati. Terbukti avokad paling potensial untuk memperbaiki kondisi hati yang sudah rusak.
Di Indonesia belum terdengar kabar buah avokad dipakai untuk terapi kanker dan hepatitis. Namun, sebagian kecil herbalis sudah memanfaatkan daun avokad untuk mengatasi hipertensi. Di Afrika, daun avokad secara turun temurun dipakai untuk mengatasi kejang-kejang dan epilepsi. Di Filipina lain lagi. Aneka penelitian manfaat daun avokad digelar. Di sana ada penelitian ilmiah ekstrak daun avokad menurunkan kadar kolesterol. Kajian ilmiah lain, daun avokad meningkatkan metabolisme akumulasi lipid di jaringan adipose sehingga berefek mengatasi obesitas. Ada juga penelitian daun avokad sebagai antifungi dan antibakteri. Ditengarai pula efeknya yang hipoglikemik sehingga berpotensi menanggulangi diabetes mellitus.

Pengalaman empiris memakai daun avokad untuk penyakit tertentu bertebaran di dunia
maya. Testimoni mengatasi hipertensi, sakit kepala, nyeri pinggang mendominasi. Cara pemakaiannya khas obat tradisional yang belum naik pangkat menjadi jamu: ambil beberapa lembar daun, didihkan dalam segelas atau dua gelas air sampai menjadi seperempat atau satu gelas, minum setelah dingin. Efeknya antarpemakai mungkin saja
berbeda. Belum tercatat pabrik obat yang memakai daun avokad sebagai bahan baku utama produknya. Yang paling "maju" hanyalah produk berupa teh celup daun avokad. Wajar karena proses farmakologi yang runtut mulai dari pemilihan tanaman diikuti pengambilan senyawa murni sangat rumit dan melibatkan disiplin ilmu biologi, kimia, farmakologi, dan toksikologi. Penemuan efek daun avokad untuk mengatasi penyakit tertentu secara empiris hanyalah arah untuk menemukan senyawa aktif farmakologis bagi kemajuan herbal Indonesia.
*****
LihatTutupKomentar