kertas pembungkus brengsek itu-katanya dia belum punya waktu untuk ’benar-benar mengurusi’ lukisan itu, dan sampai dia sempat, dia tidak mau membuka kertas pembungkusnya.”
”Biar aku yang menemuinya," ujar Quinn.
”Kau mau apa?”
”Aku akan bicara dengannya. Omong-omong, kau perlu mendapatkan semacam perintah pengadilan untuk mengambil kembali lukisan itu.”
"Hakim sudah memberiku peringatan dan menjelaskan hak-hak warga sipil serta hukum properti kepadaku.”
”Itu kan barang bukti!”
”Aku sudah berusaha sekuat tenaga,” Larue berkeras.
”Baik. Kalau begitu mungkin sebaiknya kucoba. Tak ada ruginya.”
Larue setuju. ”Hei, aku punya saran,” katanya.
"Ya?"
”Ajak Danni. Mungkin dengan begitu setidaknya Mrs. Lamont akan mengizinkan kalian melihat lukjsannya.”
Quinn mengangguk Bukan ide buruk. Danni cukup terkenal sebagai seniman lokal. Dulu-sebelum ayahnya meninggal-seni adalah segalanya yang Danni inginkan. Dan dia memang berbakat.
Terlepas dari lukisan tengah malamnya yang aneh di kanvas.
Di perpustakaan, Danni membalik buku demi buku. Ia telah berusaha melakukan riset online, tetapi jika me