Aku, Kang Gyung Hee, sudah menjalani kehidupan sebagai
ibu rumah tangga selama dua tahun. Terkadang rasanya ingin aku
melepaskan dan mengabaikan segala hal dalam kehidupanku, dan
hari ini aku benar-benar ingin melakukan hal itu.
Suamiku pergi ke kantor lebih awal; scharusnya aku mem-
bereskan rumah yang berantakan serta cucian piring yang me-
numpuk. Namun, entah mengapa, hari ini aku benar-benar tidak
ingin berbuat apa-apa. Padahal, biasanya pekerjaan itu bisa di-
selesaikan dalam sekejap saja. Namun, entah mengapa, aku
benar-benar tidak ingin melakukannya hari ini. Aku hanya
berbaring santai di sofa, seolah lupa akan segala tugas yang me-
numpuk itu. Sambil bermalas-malasan, imajinasiku melayang
memikirkan hal-hal yang aneh dan liar. Hampir semuanya adalah
imajinasi tentang suamiku; rasanya puas sekali membayangkan
bisa memperlakukannya semauku. Ini sebagai bentuk ekspresiku
atas segala keluhan dan ketidakpuasanku selama ini! Biar tahu
rasa dia!
Membayangkan suamiku yang selalu rapi itu terkejut melihat
rumah yang berantakan seperti kapal pecah ini, aku tertawa
terbahak-bahak. Namun, pada akhirnya aku bangun juga untuk
6.
membersihkan rumah. Aku sendiri tidak mengerti mengapa aku
membayangkan hal-hal yang tidak mungkin berani kulakukan.
Entah mengapa aku merasa takut. Aigu', dasar penakut!
Sebenarnya, tadi pagi-saat mengantar suamiku berangkat ke
kantor kemudian kembali masuk ke rumah-aku juga
memikirkan hal yang sama. Kehidupan pernikahanku yang aman
dengan suami tercinta. Rasanya seperti masakan yang lezat,
namun sedikit kurang garam. Meskipun aku berusaha sekuat
tenaga mengabaikan rasa "kurang garam" itu, kini rasa itu makin
lama semakin terasa jelas.
Setelah mau-tidak-mau membersihkan rumah, aku ber-
istirahat dan berbaring santai di lantai yang dingin ketika
terdengar suara ketukan di pintu depan.
"Halo, ada orang di rumah?"
Rupanya Nenek Baik Hati ada di depan rumah. Nenek itu