sementara tangannya berlabuh anggun di atas lutut,
menatap lurus pada Suri.
Suri ragu sejenak, jantungnya tengah berdentam
keras tapi ia tidak punya pilihan selain maju. Sang
raja akan marah besar jika ia hanya berdiri
mematung di ambang pintu ganda megah
berornamen berat ini, jadi Suri menjatuhkan dirinya
hingga berlutut lalu bergerak maju. Bunyi pintu berat
yang ditutup kembali, menciptakan getar dan debum
yang membuat jantungnya meloncat sedikit dan
menggoyahkan ketenangan diri Suri yang tidak
tersisa banyak. Tirai sutra itu kembali berhembus,
menampakkan sisi tubuh sang raja, lalu wajahnya
yang masih menatap lurus pada Suri, sehingga ia
buru-buru menundukkan wajah dan menatap lantai
bermarmer dengan pola yang indah dan eksotis,
bersepuh emas, seperti pilar-pilar besar dalam
ruangan ini, seperti dinding-dinding yang melapisi
ruangan ini, seperti langit-langit tinggi berukir yang