“Maaf. Aku sayang sama kamu. Hanya saja, aku enggak bisa milih kamu, Na. Aku-”
Suara pria itu berhenn', saat lemparan butir-butir pasir pantai mengcnai waiahnya. Raina menelungkupkan kepala, menahan tangis. Telinganya seperti berdarah-darah karena tersayat oleh pcrkataan pria itu.
filed tidak him memi/i/Jku, pergi/ab.’
Semakin gcram, gadis itu bangkjt lalu melempar kaleng susu yang tergeletak asal di depannya, kepada pria di hadapan Pria itu mengaduh pelan, mengusap dahinya yang lecet-sedikit berdarah.
Itu tak sebanding. Luka itu tak seberapa. Ia mengusap air matanya yang tak sanggup dibendung. Tak akan ia biarkan tangisnya tumpah ruah di depan pria kcjam itu. Ia lantas berlari, menjauh. Tak ingin lagi membaui aroma menenangkan dari pria itu lagi.
Napasnya memburu begitu ia tiba di samping motor bapaknya. Semakjn sesak yang djrasakannya. Semakin melemah juga degup jantungnya. Isak tangisnya yang kecil-kccil, berhasil lolos dari sangkar.