Vely memasuki kamar Farrel lalu menutup pintunya dengan perlahan hingga Farrel tidak menyadari kehadirannya. Vely berjalan mendekati Farrel yang masih sibuk dengan buku-bukunya.
"Farrel..." Vely menyentuh bahu Farrel membuat Farrel tersentak kaget. Farrel pun menengok dan wajahnya terlihat kembali lega. Farrel melepaskan kacamatanya dan menatap Vely.
"Ada apa Ma?" Tanya Farrel seraya menyentuh tangan Vely yang masih berada di pundaknya. Vely tersenyum lembut lalu mencium kening Farrel.
"Ayo duduk disana." Ajak Vely. Farrel mengangguk dan bangkit berdiri mengikuti Vely yang berjalan ke arah ranjang.
"Ada apa Ma?" Tanya Farrel Iagi setelah mereka duduk berhadapan di pinggir ranjang. Vely menatap Farrel dengan sedih.
"Bagaimana kuliahmu? Apa kamu masih suka diganggu anak-anak nakal itu?" Tanya Vely. Farrel menunduk tanpa menjawab pertanyaan lbunya.
”Farrel, Mama ada satu permintaan untukmu. Maukah kamu mengabulkan permintaan Mama?" Tanya Vely dengan tatapan lembut seorang lbu kepada anaknya.
“Permintaan apa Ma?"
"Mama ingin kamu menikah dengan anak teman Mama. Mau kan?" Farrel langsung menatap Vely.
"Menikah Ma?" Tanya Farrel tak percaya. Vely mengangguk pelan.
"Maaf Ma. Aku belum siap menikah. Aku masih kuliah dan belum bekerja. Bagaimana nanti aku menafkahi istriku?” Vely terkekeh pelan mendengarnya. Farrel bahkan sampai berpikir sejauh itu. Tapi, itu bagus. Tandanya dia ingin menjadi suami yang bertanggung jawab. Menafkahi istrinya