Aku mengangguk pelan.
“lbu akan pergi, Nak, seperti Ayahmu. Maafkan lbu yang tidak bisa membesarkanmu dengan baik.”
Aku kembali mengangguk pelan, aku tidak menangis. Sejak kecil aku tidak menangis, bahkan saat lahir aku pun tidak menangis. Kejadian langka yang kemudian membuatku kadang dipanggil, ’Anak yang tidak pernah menangis’.
Angin malam bertiup kencang memainkan rambut keritingku.
”Selamat tinggal, Selena.”
lbu menggenggam jemariku, memejamkan matanya, pergi selama-lamanya.
Esok pagi-pagi, tubuhnya dimakamkan di sebelah Ayah. Itu ’kelebihan' pemakaman penduduk strata rendah, setidaknya, pusara berbentuk bundar Ayah dan lbu bisa bersisian di belakang kebun jagung kami.
Tidak banyak yang datang di pemakaman |bu-juga Ayah dulu. Hanya sepuluh-lima belas orang tetangga kami. Satudua memelukku, bilang ikut berduka cita. Satu-dua menyeka air mata di pipi, berbisik bilang turut kehilangan. Beberapa kapsul terbang usang dan kusam teronggok di parkiran, kemudian terbang terbatuk-batuk setelah acara selesai. Tidak ada yang terlalu lama ingin menghabiskan waktu di rumah kami.
Meninggalkan aku sendirian, bersama Togra, tetanggaku.
Download Ebook Novel Gratis
Download Ebook Gratis
Download Novel Gratis
Download Ebook Pdf Novel Gratis
Download Novel Terbaru
Download Novel 2020
Download Nobel 2021
Download Novel Terbaru 2020
Download Novel Gratis 2020
Download Novel Pdf Gratis Terbaru 2021