"Pagi semua.." Sapanya kepada semua orang yang ada disana dengan wajah yang dibuat seceria mungkin, namun sayangnya hanya dibalas deheman sang Papa.
Angel menghela napas pelan kemudian duduk dikursi dan mcngambil sarapannya. Tapi. belum sempat ia memasukkan makanan kedalam mulut [bunya seperti biasa sudah terlebih dahulu menyindir dirinya dan membangga~banggakan saudarinya
Ia menutup matanya sejenak kemudian meletakkan kembali sendok makannya keatas meja. "Semuanya Angel berangkat duluan yah.." Ucapnya dengan suara yang dibuat sebiasa mungkin. tanpa menunggu jawaban dia langsung berdiri dari duduknya dan pergi dari sana
Ia terus berjalan menyusuri jalan dengan air mata yang tanpa permisi mengalir deras dari sarangnya. kenapa dia harus menangis padahal dia sangat benci itu? Kenapa dia sangat cengeng padahal dia benci itu? Hal ini terjadi setiap hari dalam hidupnya tapi kenapa rasa sakitnya letap sama setiap hari? Kenapa hujatan yang setiap pagi keluar dari mulut Mamanya sebagai sarapan untuknya masih saja terasa sangat menyakitkan? Bukankah itu lucu? Setidaknya itulah yang selalu dikatakannya dalam hati setiap pagi untuk menegarkan jiwanya yang lemah dan raganya yang tersakiti. Ia terus berjalan ke arah halte bus berada sambil mencoba menghentikan air matanya yang terus mencoba keluar
Setibanya disekolah dia langsung masuk ke kelas dengan wajah datar yang selalu ditampilkannya setiap hari
Namun, bam saja dia duduk dikursinya suara cempreng milik sahabatnya Clara sudah memenuhi gendang telinganya
Clara adalah sahabat satu-satunya yang ia punya, mereka sudah sahabatan sejak lama
"Apa?" Jawab Angel datar
"Huhhh selalu aja mukanya di datar-datarin. kayak triplek ae tu muka." Cibir Clara, Angel hanya memutar bola matanya malas untuk menanggapi cibiran Clara
Download Ebook Novel Gratis
Download Ebook Gratis
Download Novel Gratis
Download Ebook Pdf Novel Gratis
Download Novel Terbaru
Download Novel 2020
Download Nobel 2021
Download Novel Terbaru 2020
Download Novel Gratis 2020
Download Novel Pdf Gratis Terbaru 2021
. . . . . . . . ibiran Clara.