Hembusan nafas kesal terdengar beriringan dengan suara hentakan buku yang disimpan paksa ke dalam deretan buku-buku di Perpustakaan. "Eh kok buku yang gue cari gak ada sih? Cape tau dari tadi gue keliling nyari bukunya!" Tata menghentakan kakinya ke Iantai merutuki buku yang tak juga menampakan wujudnya.
"Emang buku apa sih yang Io cari? Dari tadi muter-muter mulu kek setrikaan|””Ucap Meli yang sedari tadi terus bergeiut dengan make upnya.
"Ituloh buku yang di suruh guru Fisika. Katanya buku paketnya cuma ada beberapa doang. Eh pas gue cari gak ada satupun yang nyisa." cerocos Tata sambil terus mencari buku di rak perpustakaan, berharap menemukan sebuah keajaiban.
Kedua teman Tata yang akrab disapa Nessa juga Syasa, beringsut dari salah satu tempat duduk di perpustakaan tersebut. Mereka menghampiri Tata yang masih keras kepala mencari buku yang ia incar.
"Mungkin udah dipinjem sama anak lain kali, Ta." Syasa baru mengeluarkan suaranya setelah selesai membaca novel tebalnya.
Setelah menelan rasa kecewa, Tata menganggukan kepalanya membenarkan ucapan Syasa. ”Mungkin,” jawabnya pasrah.
Keempat gadis yang mengenakan seragam putih abu-abu dengan logo SMA NUSA BANGSA di bagian kanan lengan seragamnya, berjalan keluar Perpustakaan yang sedang sepi pengunjung. Mereka memutuskan untuk kembali ke ruang kelas yang berada di lantai bawah.
BRUK
Saat akan mengayunkan kaki keluar dari dalam Perpustakaan, seseorang datang tanpa diduga-duga menubruk Tata yang posisinya paling depan diantara ketiga sahabatsahabatnya. Tata yang tidak memiliki kesiapan, langsung jatuh tersungkur ke belakang karena tubrukan yang cukup keras itu.
”Aduh maaf, Ta. Gue gak sengaja,” Seseorang yang tadi menubruk Tata langsung membantunya berdiri.
"Iya gapapa kok santai aja," Tata segera membersihkan roknya dari debu tanpa melihat rupa wajah orang yang membuatnya terjatuh.
"Lo nangis, Ca? Kenapa nangis?" Tanya Meli yang melihat Caca, orang yang menubruk Tata tadi. Mata gadis itu sembab dengan hidung yang memerah.