Akhirnya aku menginjakan kakiku kembali ke Indonesia, setelah hampir satu tahun Iebih waktuku aku habiskan di San Fransisco Amerika Serikat, untuk memperdalam keahlianku dalam bidang medis spesialisasi bedah syaraf (neurosurgeon) yang hasil penelitianku sekarang diakui dunia, membuatku semakin menjadi orang dengan profesi yang |angka di Indonesia. dan di usia yang masih terbilang muda 38 tahun, reputasiku tidak hanya di tingkat nasional, tetapi sudah mendunia. Karena aku pernah menjadi visiting professor di Los Angeles School of Medicine. Prestasi ini sampai saat ini belum bisa
disamakan dengan dokter-dokter senior Indonesia lainnya.
Dan bisa dikatakan aku merupakan peneliti terkemuka didunia saat ini dan disegani oleh sejawat, maupun rekan-rekan sesama specialis bedah maupun dokter-dokter terkemuka di Indonesia maupun di dunia. Tapi aku harus tetap rendah hati menialani semuanya.
Aku menghela napas.
Udara panas menamparku, sesaat setelah aku turun dari pesawat komersil yang aku tumpangi, setelah penerbangan panjang, hampir 3O jam aku berada di udara, turun kedaratan hanya saat transit di Hongkong dan Singapur'a, hingga akhirnya aku mengganti penerbanganku dari Singapura Jakarta, menjadi Singapura Bandung. karena aku tidak sanggup membayangkan harus melalui perjalanan darat Jakarta Bandung, walaupun sekarang sudah melewati ialan tol